"CORN, food that never quiet enthusiasts"
Yah, panganan yang satu ini sadar atau tidak selalu ada di
sekitar kita, bahkan hampir sepanjang tahun kita bisa menjumpai jenis bahan
makanan ini seolah-olah tanpa musim. Dari pasar-pasar tradisional sampai pasar-pasar
modern kita bisa menjumpai olahan makanan yang bahan dasarnya dari tanaman yang
satu ini. Jagung ini dapat diolah menjadi berbagai macam jenis makanan, dari
yang sedehana seperti jagung bakar atau rebus sampai olahan-olahan yang terbuat
dari tepung jagung ini. Kita pun dapat dengan mudah menjumpai jenis makanan
ini, dari lereng gunung sampai ke bioskop-bioskop yang biasa disajikan dalam
bentuk popcorn.
Di Dompu sendiri, ada beberapa jenis jagung yang dapat kita
jumpai. Yang pertama jenis jagung paling tua yang dikenal petani dompu yaitu “jago
leke” atau “jago fare keta”(fare keta = beras ketan) jenis jagung ini di
samakan dengan ketan mungkin karena rasa pulennya, masyarakat yang asli dompu
yang umurnya 50 sampai 60-an tahun kebanyakan menyukai rasa jagung ini, entah
dengan alasan memang menyukai rasanya atau karena memiliki kenangan tersendiri
dengan jagung ini. Kedua ada jagung kuning hibrida, atau biasa disebut “Jagung
H.Bambang”, nama alias ini diberikan oleh masyarakat karena H.Bambang yang
merupakan Bupati Dompu sendiri yang mempolulerkan jagung ini ke petani-petani
karena memiliki nilai ekonomi yang lebih di banding “jagung klasi” yang biasa
mereka tanam, selain itu juga tersedia pabrik pengolahan jagung untuk mendukung
petani-petani jagung ini. Menurut saya sendiri ini adalah langkah yang tepat,
karena sebelumnya masyarakat hanya taunya makan jagung muda yg direbus atau di
bakar, kalo sudah tua jagungnya hanya di simpan untuk dijadikan benih atau
disangrai untuk dijadikan “popcorn traditional” (istilah penulis J ). Yang ketiga ada
jagung Sumbawa, ya sesuai namanya, jagung ini asalnya (menurut orang dompu)
dari Sumbawa kemudian ditanam dan mulai dikembangkan di dompu, walaupun masih
sedikit yang menanamnya, rasanya manis sehingga menggugah kita untuk mampir
sekedar menikmati satu atau 2 buah jagung rebus saja walaupun anda tidak akan
menolak untuk tambah menjadi 3, 4, 5, atau enam buah jagung rebus J. Yang terakhir yang
mulai popular di mulut muda mudi bahkan ibu-ibu dan bapak-bapak adalah “jagung
roti”. Jagung ini ada dua jenis, ada yang kuning ada juga yang putih,
kuda-duanya sama manisnya. Jagung jenis ini jauh lebih manis dari jenis lainnya
yang beredar di Dompu. Dari semua itu yang terpenting adalah kita harus
hati-hati “ngomong” sama teman kita sehabis makan jagung, karena mungkin saja
ada yang “nyangkut” di gigi J.
Jika anda ingin makan jagung bakar atau rebus, di dompu ada beberapa tempat
untuk anda kunjungi, salah satunya di Teka Sire. Di sana selalu tersedia
panganan ini, tentu saja bila anda ke sana sebelum malam karena kalo sudah
malam dijamin anda akan pulang dengan tangan kosong.
Seiring populernya tanaman ini di mata petani-petani Dompu,
ada keuntungan namun tak luput juga dari kerugian. Gunung-gunung yang dulunya
hijau oleh hutannya sekarang beralih fungsi menjadi ladang-ladang jagung. Mudah-mudahan
kedepan kita bisa lebih bijak lagi dalam menangani masalah ini, dan tentu saja
pemerintah daerah harus mendukung untuk mewujudkan kaharmonisan alam ini.